Inovasi Sedekah Pangan Posyandu Desa Rembes - DESA REMBES

Desa Rembes, 18 Juli 2025 – Salah satu penyebab utama stunting adalah ketidakcukupan asupan gizi, khususnya pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Banyak keluarga prasejahtera mengalami keterbatasan ekonomi dalam menyediakan pangan sehat dan bergizi bagi ibu hamil, ibu menyusui, dan balita. Sementara itu, masih banyak masyarakat yang memiliki kelebihan pangan atau kemampuan finansial, namun belum memiliki saluran berbagi yang terorganisir.

Menjawab tantangan tersebut, Posyandu Desa Rembes meluncurkan sebuah inovasi sosial bertajuk “Sedekah Pangan”, yaitu gerakan berbasis komunitas yang menghubungkan masyarakat yang mampu dengan keluarga rentan gizi melalui sedekah bahan pangan sehat dan bergizi. Program ini tidak hanya menjembatani kesenjangan akses pangan, namun juga menumbuhkan semangat solidaritas dan gotong royong dalam mengatasi masalah stunting secara langsung.

Tahapan Pelaksanaan Program Sedekah Pangan

  1. Persiapan dan Koordinasi
    • Kebutuhan gizi ibu hamil, ibu menyusui, dan balita diidentifikasi oleh kader Posyandu bersama bidan dan petugas gizi puskesmas.
    • Tim pelaksana dibentuk dengan melibatkan kader Posyandu, Karang Taruna, tokoh agama, dan relawan desa.
    • Donatur dari masyarakat umum, pelaku usaha lokal, BUMDes, dan lembaga keagamaan dikolaborasikan untuk menyumbang bahan pangan bergizi.
  2. Pengumpulan dan Seleksi Pangan
    • Pangan dikumpulkan secara berkala, seperti seminggu sekali atau menjelang hari Posyandu.
    • Jenis pangan yang disalurkan adalah bahan segar dan bergizi seperti beras, telur, ikan, sayur, buah, dan kacang-kacangan. Pangan olahan berisiko tinggi dan kedaluwarsa dilarang.
    • Kader dan petugas memeriksa kualitas bahan pangan sebelum didistribusikan.
  3. Penyaluran di Hari Posyandu
    • Distribusi dilakukan bersamaan dengan kegiatan Posyandu seperti penimbangan, imunisasi, dan penyuluhan. Apabila sasaran tidak hadir, kader mengantarkan langsung ke rumah.
    • Sasaran utama adalah ibu hamil dengan Kekurangan Energi Kronis (KEK), ibu menyusui, dan balita kurang gizi.
  4. Edukasi Gizi dan Pemanfaatan Pangan
    • Edukasi disampaikan oleh petugas gizi atau kader tentang pengolahan bahan pangan bergizi, penyusunan menu sehat, dan pentingnya asupan protein hewani, sayur, serta buah.
  5. Monitoring dan Evaluasi
    • Data penerima manfaat dicatat dalam logbook Posyandu.
    • Pemantauan pertumbuhan anak dilakukan setiap bulan melalui pengukuran berat dan tinggi badan.
    • Evaluasi dampak dilaksanakan setiap 3–6 bulan untuk melihat perbaikan status gizi.
  6. Pelaporan dan Publikasi
    • Laporan kegiatan disampaikan secara berkala kepada puskesmas, pemerintah desa, dan donatur.
    • Dokumentasi berupa foto, video, dan testimoni digunakan untuk meningkatkan transparansi dan keberlanjutan program.

Pihak Terlibat dan Penerima Manfaat

Program ini melibatkan berbagai elemen masyarakat, mulai dari individu, pelaku usaha lokal, BUMDes, hingga lembaga keagamaan. Adapun penerima manfaat utama adalah ibu hamil KEK, ibu menyusui, dan balita kurang gizi yang telah teridentifikasi melalui pemantauan pertumbuhan.

Hasil dan Dampak Program

Hingga pertengahan tahun 2025, program “Sedekah Pangan” menunjukkan hasil yang menggembirakan. Data pencatatan dan pemantauan rutin memperlihatkan adanya peningkatan status gizi pada balita dan ibu penerima manfaat. Selain itu, kesadaran masyarakat akan pentingnya konsumsi gizi seimbang dan solidaritas sosial juga mengalami peningkatan.

Inovasi ini menjadi contoh nyata bagaimana pendekatan berbasis komunitas mampu menjawab tantangan besar seperti stunting dengan cara yang humanis, terstruktur, dan berkelanjutan. Program ini bukan sekadar aksi pemberian makanan, tetapi juga menyemai harapan akan generasi yang lebih sehat, kuat, dan cerdas untuk masa depan Indonesia.